Sabtu, 22 November 2014

edisi curcol :D

yang aku tau sekarang aku hanya ingin nangis nagis dan nangis.... :'( hello aku g tau gimana cara diriku menyemangati buat move on.. aku lupa gimana cara move on.. :( yang ada difikiranku aku hanya menghargai mereka yang sayang denganku...!!! yaa meski aku harus tersiksa... meski harus berkulai lagi dengan air mata... tapi sekarang aku udah g kuat god aku g kuat... :'( aku pengen cerita aku pengen ngelampiasin semuanya...
aku udah g kuaaattt... :'(
aku ingiiinnn menghilang seketika dimana orang tidak mengenalku lagi.. aku udah berusaha jadi yang terbaik buat semua orang terlebih buat seorang lelaki bernama a***a... iyya dia seorang lelaki yang membuatku gila akan cinta... aku gila akan parasnya suaranya, semua tentang dia... dan aku telah tenggelam akan kegilaan itu... yeah im crazy.. n parahnya lagi aku g bisa ngwujudin cita2nya sekarang,,, mungkin bisa dibilang dia sosok orang paling egois sedunia namun keegoisan itu yang buat aku gila  yang loe loe tau sendiri orang tua gua g pernah ngizinkan gue tunangan...!!!
mungkin menurut loe hanya tunangan,,, tapi entah kenapa di otak orang tua gue itu berat.. gue harus nyelesain study dulu... meski aku bisa aku mampu menyelesaikan study setelah gue tunangan mereka tidak pernah sedikitpun nurunin pendirian mereka... dan loe loe tau... gimana rasanya gue saat ini saat orang tue gue ngeluh sama gue saat pacar gue nangis karna g bisa tunangan sama gue... bayangin gimana posisi gue saat ini... ohhh god sakiiiiiiiiiiitttttttt...
aku g kuat,,,,,
harus gimana gue????
sedangkan gue g bisa cerita ke siapa siapa gue tertutup........
mau pecah kepala gue... yang kubisa hanya nangisss... g bisa komentar apa2...
orang tua gue di sana butuh gue yg sll memprioritaskan mereka...
pacar gue butuh gue sekarang meluk dia.. sedang kan dia tau...
apa mungkin aku k s******* sonoooo jemput dia meluk dia...
sedangkan gue di siniii sakittttt
aku harus gimnaaaaaaaaaaaaaaa???????????????????
pilihannya NIKAH ATAU KULIAH?????????????????????huaaaaaaaaaaa
aku depreeesiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
j****k j****k j****k aku nggak bisa apa apa :'(  d****kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
c**f***
HELP ME GUYS :'(

Kamis, 18 April 2013

“Larik-larik Terakhir"



            Kata-kataku tlah habis tuk kutulis, para penggembala domba tlah mengetuk pintu dan malaikat penjaga tak pernah berhenti menyungging senyumnya. Kedewasaan yang akhirnya ku dapatkan adalah bukan aku mengenal cinta atau tidak, tapi kedewasaan adalah bagaimana caranya aku bisa menberikan cinta.

“Efek Rumah Kaca”



Rumah kaca, Impian yang sangat mustahil untuk ku wujudkan. Mana mungkin tak ada satu rahasia sekecilpun di dunia ini. Cinta yang mengisi jalanku menuju dewasa akhirnya harus berakhir lagi dengan air mata. Cinta pertamaku harus pergi mengejar matahari sebelum purnama, dan cinta yang menyapaku kali ini hanya seperti raksa yang mampu membakar hatiku.
            Pria, sayang ia adalah orang yang selalu aku butuhkan, pria bagai ilham dari syurga yang sengaja diturunkan untuk kaum hawa. Namun rasanya aku tak terlalu mengenalnya. Aku selalu mencintai pria yang salah dan kali ini aku mencintai pria yang juga dicintai sahabatku. Cinta, wajahmu seperti gerhana yang tak mampu ku pandang dan kubaca, datangmu bagai bencana yang tak pernah mengetuk salam ataupun ucapan selamat datang. Cinta, kau mengalir seperti darah dalam dagingku, menyatu dan takkan pernah pergi sampai ajalku. Seandainya rumah kaca itu ada, mungkin aku tak pernah merasa kesepian karna kekurangan cinta dan mungkin deritaku tak kupendam sendiri.

“Aku Menanti Senja”



Aku melepas lagi cinta terakhir yang tersisa dihatiku. Mungkin bibirku takkan menjerit mengalunkan luka, dan mungkin sakit hatiku tak berdiagnosa, namun bila air mataku bicara mungkin kakimu tak mampu menjengkal langkah menjauh dariku. Meski pelukanmu dosa aku tak pernah ingin berdusta bahwa pelukan ini yang menjadi mimpi pertamaku. Alam punya cara sendiri untuk mengatakan bahwa ia bosan dengan musim. Tapi aku tak mampu temukan cara untuk berpaling darimu karna aku tak pernah bosan dengan semua tatapanmu, senyummu, dan aku tak kan bosan dengan bahumu yang selau menjadi sandaranku. Perjalanan waktu tak pernah sanggup menghapus jejakmu, takkan pernah sanggup menghapus bayanganmu dariku.
            Aku mencintaimu bukan…
Aku mencintaimu bukan karna angin
aku mencintaimu karna Tuhan mengutusmu hadir untukku
tapi karna hangat yang selalu kau tawarkan untukku
aku mencintaimu bukan karna musim
tapi karna kau yang menyediakan berjuta warna pelangi untukku

            Dan lagi, sisa langkah dalam hariku akan kulewati sendiri tanpa ada angin, terik mentari, hujan atau bahkan badai. Aku akan akhiri perjalanan siangku tepat pukul 3 karna saat itu senja akan tiba, dan langkahku yang berubah renta tak kan pernah lagi berharap untuk berlari memelukmu. Selamat tinggal cinta dan sampai jumpa. Disaat bulan telah muncul dengan semua keramahan dan keangkuhannya aku akan tidur disini, di tempat yang dingin dan sepi tanpa satu kawanpun yang bermurah hati menemani karna semenjak kau pergi, aku menanti senja sendiri.

“Hanya Satu Pintaku”



Betapa aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku….
Cuplikan lagu di atas mengingatkanku akan kesetiaan dan keikhlasan cinta. Kehilang dan kesepian adalah roda yang tak pernah bisa terlepas dari porosnya. Aku adalah gadis yang memiliki semuanya : ayah, ibu, kebahagiaan dan saudara yang sangat mencintaiku. Ada lirik-lirik girang yang tak mampu aku nyanyikan. Dan dibalik kebahagiaanku yang nyaris sempurna aku tak pernah merasakan keikhlasan sebuah keluarga.
            Hanya satu pintaku … Tuhan !
Tiada perpisahan yang tak meninggalkan luka dan tiada pula kebahagiaan yang tak membawa bahagia. Andaikan aku boleh meminta, hanya satu pintaku Tuhan! Pertemukan aku lagi dengan pangeran hatiku yang mungkin kini telah dewasa dan izinkanlah aku membelai lagi setiap kerut masam diwajahnya. Bila kau berikan nyawa kecil, itulah dia. Bila kau beri aku nafas, itulah dia. Dan bila kau ingin beri aku kebahagiaan Tuhan, kembalikan dia padaku seperti saat jari-jari tangannya masih penuh lumpur dan senyum mungilnya masih mengecupkan kebahagiaan.
            Hanya satu pintaku Tuhan … !!!
Meski kini kaki mungilku telah berubah jenjang. Berikan aku kasih sayang dan keluarga yang masih sama seperti aku masih memakai popok dan berlari menari-nari.
            Hanya satu pintaku, biarkan aku melihat langit yang masih sama ketika  aku dilahirkan bersama wanita mulia yang pernah kau kirim untukku. Hanya satu pintaku, izinkan aku duduk di atas pangkuan seorang ayah yang selama ini aku tinggalkan karna kesenangan sesaatku pada dunia dan pria.

“Syair-syair Kebebasan”



Aku mencoba membaca angin-angin yang slalu menyembunyikan wajahnya
aku mencoba melihat indahnya bulan dibalik purnama
aku mencoba mendengar keluhan batu dibalik kebisuannya
Namun hanya satu yang tak mampu ku coba
        menggali tanah hingga tembus samudra
        menggaramkan bumi dengan air mata
Aku tak mau membangun kuil-kuil kosong tanpa pemuja
menenun kain yang tak jelas adanya
sayap-sayap raga tlah siap menyayat tubuhku
dibalik kandang bulan aku trus memekik “MANA KEBEBASAN?”

Rasanya memang garisan takdir, aku hanya melangkah sepanjang jalan yang ada didepanku. Lama sudah aku memendam mimpi tentang kebebasan, menikmati indahnya masa remaja, dan menyadarkan diriku sendiri bahwa aku belum boleh dewasa. Aku juga ingin dicintai dan mencintai, bagiku kebebasan lebih berharga dari pada mutiara ataupun permata tapi ketika aku disuguhi berlian, aku rasa tak ada yang mampu menolaknya, tak juga kau?
Kebebasan memang hal yang paling berharga dan ingin kudapatkan dihidupku, namun orang tua lebih berharga dari semua itu. Aku rela berjalan lurus tanpa harus berkelok, berlari mengejar kedewasaan yang aku sadar seharusnya masih lama untuk ku kejar. Tapi inilah yang sesungguhnya Tuhan sebut dengan mencintai. Memang, kehilangan kebebasan adalah hal yang paling buruk dalam hidup karna kita berarti hidup seperti budak. Namun kehilangan orang tua demi mencari kebebasan, berarti kita harus siap kehilangan Tuhan.